Tujuan Hidup dalam Pandangan Calvinis Gereja Kristen Indonesia

Tujuan Hidup dalam Pandangan Calvinis Gereja Kristen Indonesia

Tujuan Hidup dalam Pandangan Calvinis Gereja Kristen Indonesia 1200 628 Tabernakel

Setiap orang pasti punya tujuan hidup. Ada yang memikirkan tujuan jangka pendek, jangka menengah, bahkan jangka panjang. Tujuan ini menjadi semacam kompas yang menuntun arah hidup dan pilihan-pilihan sehari-hari.

Contohnya, dalam budaya Jawa, tujuan hidup sering dihubungkan dengan harmoni, yaitu “hidup yang selaras dengan Tuhan, alam, dan sesama”. Maka tidak heran kalau banyak orang Jawa cenderung menghindari konflik dan lebih memilih jalan tengah. Prinsip ini menunjukkan bahwa tujuan hidup memang bisa dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dan pribadi.

Namun tidak semua tujuan hidup mengarah kepada nilai yang sama. Ada yang mengejar kekayaan, kekuasaan, kehormatan, atau kesempurnaan hidup. Mereka yang hidup untuk harta akan memusatkan waktu dan tenaga untuk mencari uang. Mereka yang mengejar kekuasaan akan berusaha mendominasi orang lain atau menduduki jabatan tertentu. Dan mereka yang mengejar nama baik sering kali menjalani hidup dengan ‘topeng’, menampilkan diri seolah sempurna; padahal kita tahu, tidak ada manusia yang sempurna di hadapan Allah.

Lalu, bagaimana sebenarnya tujuan hidup menurut pandangan gereja, khususnya GKI yang berada dalam tradisi Calvinis?

GKI dan Warisan Calvinis

Sebagai bagian dari gereja Reformasi, GKI mewarisi banyak ajaran dari tradisi Calvinis. Ini tertulis secara jelas dalam dokumen Tata Gereja GKI Pasal 3 ayat 4 yang menyebutkan bahwa:

“GKI, dalam ikatan dengan tradisi Reformasi, menerima Katekismus Heidelberg.”

Katekismus Heidelberg adalah sebuah dokumen pengajaran iman dari abad ke-16, dipakai secara luas oleh gereja-gereja Calvinis di Eropa. Ketika misionaris Belanda datang ke Indonesia, mereka membawa serta dokumen ini sebagai bahan katekisasi. Saat ini GKI memang tidak lagi memakai Katekismus Heidelberg sebagai buku ajar utama, tetapi tetap mengakuinya sebagai salah satu dokumen penting dalam identitas Calvinis GKI.

Kedaulatan Allah dan Tujuan Hidup

Dalam ajaran Calvin, ada dua hal penting yang menjadi kunci memahami tujuan hidup manusia: kedaulatan Allah dan predestinasi.

Calvin menyebut dunia ini sebagai theatrum gloriae Dei: panggung kemuliaan Allah. Segala sesuatu diciptakan untuk memuliakan Allah, termasuk manusia. Namun karena dosa, hubungan itu rusak. Maka Allah, dengan kedaulatan-Nya, mengambil inisiatif untuk menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus.

Video Terbaru: Iman Yang Bertumbuh [RENUNGAN SINGKAT]

Sebagai bagian dari anugerah ini, Calvin percaya bahwa Allah sudah menentukan sejak semula siapa yang akan diselamatkan. Ini disebut predestinasi. Namun, Calvin juga mengingatkan bahwa hal ini adalah misteri Allah. Kita tidak perlu menebak-nebak siapa yang selamat atau tidak, karena itu adalah hak prerogatif Allah. Yang penting, kita bersyukur atas kasih karunia yang sudah Allah nyatakan, dan percaya bahwa kita termasuk orang-orang yang dipilih untuk diselamatkan.

Menghindari Salah Paham Tentang Predestinasi

Calvin sendiri menyadari bahwa topik predestinasi bisa berbahaya jika disalahpahami. Ia menegaskan bahwa orang beriman tidak perlu takut atau terus-menerus merasa cemas tentang keselamatan mereka. Sebaliknya, mereka diajak untuk percaya dan hidup dalam anugerah Allah.

Namun, dalam praktiknya, banyak umat Protestan masih merasa gelisah karena tidak ada “tanda keselamatan” seperti dalam Gereja Katolik (misalnya sakramen atau otoritas imam). Akibatnya, muncul keinginan untuk mencari ‘tanda’ lain yang bisa memberikan rasa yakin, seperti sukses secara duniawi, seperti harta, jabatan, atau reputasi. Ini tentu bukan maksud dari ajaran Calvin.

Jadi, Apa Tujuan Hidup Menurut Calvinis?

Bukan harta.
Bukan jabatan.
Bukan kesuksesan dunia.

Tujuan hidup manusia menurut pandangan Calvinis—yang juga menjadi warisan spiritual GKI: adalah memuliakan Allah. Apa pun yang kita lakukan, baik dalam pekerjaan, keluarga, pelayanan, maupun hubungan dengan sesama, semuanya harus mencerminkan kemuliaan Allah. Kita tidak hidup untuk diri sendiri, tapi untuk Allah dan ciptaan-Nya.

 

Disadur dari Buletin Tarbernakel GKI Camar, dengan judul “Kronos, Aion, Kairos, Free Will”

Share
Tentang Penulis

Tabernakel

Kumpulan Tulisan dan Artikel dari buletin Tabernakel GKI Camar sebagai media iman untuk bertumbuh dan informasi kepada jemaat kristen dan khususnya jemaat GKI Camar.

Leave a Reply

Back to top