Penggunaan Gadget: Antara Berkat dan Ancaman

Penggunaan Gadget: Antara Berkat dan Ancaman

Penggunaan Gadget: Antara Berkat dan Ancaman 1200 675 Tabernakel

Di zaman modern seperti sekarang ini, penggunaan gadget menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua orang, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia, menggunakan gadget untuk berbagai keperluan seperti komunikasi, pekerjaan, hiburan, maupun akses informasi. Teknologi memang membawa banyak manfaat, tetapi di balik itu semua tersembunyi potensi ancaman bila penggunaannya tidak diarahkan dengan bijak dan bertanggung jawab.

Sebagai orang Kristen, kita perlu merenungkan kembali: sejauh mana kita menggunakan gadget sesuai dengan tujuan hidup yang memuliakan Allah? Apakah kita menguasai teknologi atau justru diperhamba olehnya?

Ketika Penggunaan Gadget Menjadi Celah Penyalahgunaan

Seperti api di tangan orang yang tidak bertanggung jawab, gadget bisa menjadi alat yang membahayakan ketika disalahgunakan. Salah satu bentuk penyalahgunaan yang semakin mengkhawatirkan adalah mudahnya akses ke konten yang tidak sehat dan praktik tidak bermoral melalui media digital. Situs dewasa, perjudian, hingga prostitusi online kini hanya sejauh satu klik.

Masalah lain yang tidak kalah serius adalah kecanduan gadget pada anak dan remaja. Banyak anak mengalami kesulitan bersosialisasi, terganggunya jam tidur, bahkan penurunan prestasi akademik karena terlalu banyak waktu dihabiskan untuk bermain game atau menonton video pendek tanpa batas. Sayangnya, banyak orang tua tidak menyadari bahwa ketergantungan terhadap gadget juga berdampak secara rohani.

Waktu yang seharusnya dipakai untuk membangun relasi dengan Tuhan dan keluarga sering kali hilang karena mata dan pikiran terus terpaku pada layar.

 

Konsumerisme Digital dan Sikap Iman

Dorongan untuk selalu membeli gadget terbaru sering kali muncul bukan karena kebutuhan, tetapi karena tekanan gaya hidup dan keinginan untuk terlihat mengikuti tren. Ini bukan sekadar persoalan teknologi, tetapi mencerminkan arah dan orientasi hidup.

Dalam hal ini, kita bisa belajar dari pemikiran Augustinus, Bapak Gereja yang menekankan bahwa pemenuhan kebutuhan terhadap hal-hal materi tidak akan membawa manusia pada tujuan hidup yang sejati. Kebahagiaan sejati hanya ditemukan dalam kasih Allah.

Menurut Augustinus, barang-barang duniawi termasuk gadget hanya layak digunakan sejauh membantu manusia mencapai tujuan hidup yang utama, yaitu hidup dalam persekutuan dengan Allah. Jika kita menikmati barang-barang duniawi hanya demi kesenangan semata, maka kita telah menyimpang dari arah hidup yang benar.

 

Penggunaan Gadget dalam Kehidupan Kristen

Sebagai orang percaya, kita tidak boleh menutup diri terhadap perkembangan teknologi. Sebaliknya, kita dipanggil untuk memberi makna baru atas budaya yang ada. Teolog Richard H. Niebuhr menyampaikan bahwa Kristus adalah pembaharu budaya. Artinya, umat Kristen harus hadir di tengah budaya, termasuk budaya digital, untuk membawa perubahan dan pengaruh yang baik.

Penggunaan gadget dalam kehidupan Kristen dapat diarahkan untuk hal-hal positif. Kita bisa memakai aplikasi Alkitab digital, mendengarkan renungan harian, mengikuti ibadah daring, atau membagikan pesan-pesan pengharapan melalui media sosial. Semua itu merupakan bentuk transformasi budaya yang dapat menjadi sarana pelayanan dan pertumbuhan rohani.

Namun kita tetap perlu mengingat bahwa gadget hanyalah alat, bukan tujuan. Kita tidak boleh bergantung sepenuhnya pada teknologi hingga kehilangan keintiman dengan Tuhan.

 

Bijak Menggunakan, Teguh Memuliakan

Prinsip yang sangat relevan dengan kehidupan digital saat ini terdapat dalam 1 Korintus 6:12. Rasul Paulus berkata, “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh sesuatu apa pun.”

Ayat ini mengajarkan bahwa meskipun kita boleh menggunakan teknologi, kita harus tetap berhikmat dan tidak membiarkan diri dikuasai olehnya. Bijak memilih konten, membatasi waktu penggunaan, dan menempatkan Tuhan sebagai pusat hidup kita adalah langkah penting dalam menggunakan gadget secara sehat.

Sebagai orang tua, kita juga perlu mendampingi anak-anak dalam menggunakan teknologi. Membangun mezbah keluarga, membiasakan waktu tanpa gadget, serta mengajarkan nilai-nilai iman secara aktif akan membantu generasi muda mengenal batas dan arah hidup yang benar.

 

Disadur dari Buletin Tarbernakel GKI Camar, dengan judul “Penyalagunaan Gadget Mendatangkan Bencana”

Leave a Reply

Back to top