Masuki bulan November, Komisi Usinda menggelar ibadah rutin bulanan setiap Kamis.
Digelar di ruang ibadah GKI Camar Bekasi tepat pukul 10.00 WIB, dengan khotbah yang dibawakan oleh Pdt Dr Charliedus R Saragih, M.M dengan tema Penderitaan yang Menumbuhkan Iman sebagaimana dikutip dari Kitab Ayub 19 ayat 23 sampai 27a.
Dibuka dengan pujian Kita Masuk RumahNya yang dilanjutkan dengan doa pembukaan oleh Oma Ita Ayal yang kemudian dilanjutkan dengan pujian FirmanMu P’lita Bagi Kakiku.
Dalam khotbahnya, Pdt Dr Charliedus R Saragih, M.M mengatakan dengan mengilustrasikan uang Rp5,000 yang mungkin saat ini hanya bisa beli beberapa barang namun masih mempunya nilai



Selain itu menurut Pdt Dr Charliedus R Saragih sekalipun kita mengalami keterpurukan tekanan dalam perjalanan hidup kita dengan nilai pertentangan itu sebagaimanana kita ditempa, ditekan, bahkan dicaci maki penderitaan kita, nilai kita berharga di hadapan Tuhan.
Jangan sampai melihat penderitaan itu sebagai sesuatu yang menakutkan kenapa orang yang setia dan tidak setia akan juga melewati pergumulan dan permasalahan dalam kehidupan
Namun yang membedakan cara merespon serta cara menyikapi, ketika ada orang yang sukses dalam meraih prestasi cara merespon ada dua semakin tinggi hati atau semakin rendah hati.
Sementara ketika dihadapan pada penderitaan dua pilihan di depan mata kita tetap berharap atau menyerah dan selalu menyalahkan Tuhan.
Kedewasaan iman itu akan selalu berbicara bagaimana kita menyikapi situasi dan merespon keadaan yang kita alami.
Dengan mengilustrikan kisah dari tokoh Alkitab Ayub. Dimana memberikan sebuah petunjuk tuntunan kepada kita bahwa ia tidak akan kehilangan segalanya sekalipun secara materi kita seringkali mengatakan dia kehilangan tapi sebenarnya dia tidak kehilangan segalanya karena ia mempunya iman.
Seringkali sulit mengatakan Tuhan Yesus baik itu ketika dalam masalah, kita baru mengatakan Tuhan itu baik kita happy ending, benar tidak
Menurut Pdt Dr Charliedus R Saragih, M.M inilah yang seringkali diungkapkan oleh kita sebagai manusia manusia duniawi, lihat bagaimana kehidupan seseorang dalam melewati prosesi bukan sesuatu yang bagian akhir, karena bagian akhir adalah punya Tuhan.


Kita percaya bahwa sekalipun belum ada jawaban rasa percaya kita pada Tuhan itu tetap ada.
Kita juga memahami bahwa seringkali penderitaan kita dipakai Tuhan untuk pemurnian iman bukan hukuman, karena hukuman itu adalah mindset manusia.
Kita hidup bukan di jaman anugrah bahwa segala sesuatu itu dilihat dari kacamata iman dan pengharapan.
Tuhan membakar ego, rasa takut dan keinginan duniawi supaya disingkirkan dan menjadi seseorang yang dimurnikan.
Dari tema Penderitaan yang Menumbuhkan Iman, kita bisa belajar beberapa hal seperti
- Penderitaan bukan akhir tapi awal pertumbuhan iman kita, jangan selalu menyalahkan Tuhan, tuhan bisa perkenankan diri untuk kita selalu bertumbuh
- Iman bertumbuh saat kita berdoa di tengah diamnya Tuhan, mungkin banyak usinda merasa Tuhan seakan akan diam tidak melakukan apa apa namun sebenarnya justru dimasa itu Tuhan mengajarkan kita percaya tanpa syarat.
- Penderitaan membuat kita menjadi lembut dan bijaksana, orang yang pernah disakiti akan lebih mudah memahami penderitaan orang lain.
Kita bisa melewati penderitaan bukan karena berdoa diri kita sendiri namun didoakan oleh teman teman.,
- Iman yang bertumbuh akan mengubah cara pandang penderitaan, ketika dulu mengeluh dan sekarang bisa mengucap syukur.
Bersyukurlah Tuhan boleh izinkan ke kita dan saudara mengalami pergumulan karena Tuhan tengah persiapakan untuk bisa naik level.
Tuhan tidak pernah lelah, Tuhan ada saja caranya untuk membuat kita memiliki komunitas super grup
Dunia modern saat cepat berubah tapi iman yang matang yang bertumbuh akan tetap membuat kita tenang.
Ketika seluruh anggota sibuk, apa yang bisa dilakukan Usinda adalah bisa menjadi sumber doa, hari ini mungkin belum kelihatan buahnya tapi ingat suatu saat Tuhan akan membuat itu menjadi sesuatu yang berpengaruh pada anak anak kita.
Dalam penutup khotbahnya Pdt Dr Charliedus R Saragih, M.M mengatakan mari kita ubah setiap keluh kesah dengan doa. Ketika manusia tidak mampu mendengar keluh kesah kita, ingat keluh kesah kita jadikan doa kenapa ? karena Tuhan tidak pernah marah ketika anda berkeluh kesah.
Setiap luka bisa menjadi kesaksian nantinya, dan setiap penderitaan menjadi ladang iman yang tumbuh yang semakin subur.
Ketika tanah sebelum ditanah benih itu diinjak injak oleh traktor atau kerbau seperti itulah kehidupan kita namun bisa benih ditanamkan dia akan bertumbuh disitu bagaimana kita memahami sebuah penderitaan di dalam kacamata iman.
Mulai hari ini mari kita berhenti bertanya kenapa Tuhan tanpa melanjutkan pertanyaan karena tidak akan jawaban pasti pasti mulai sekarang bertanyalah Tuhan apa yang ingin kau ajarkan kepadaku melalui ini semua ?
Semoga kita semakin bertumbuh dan mengenal Tuhan kita bahwa penderitaan akan menemukan iman percaya kita.


Usai khotbah dilanjutkan kesaksian oleh Penatua Agnes yang kemudian berlanjut dengan doa syafaat serta persembahan dengan mengambil nats dari kitab Filipi 4 ayat 6 yang dilanjutkan dengan doa berkat yang diakahiri dengan bernyanyi Kami Memuji.
Setelah itu ada pengumuman dari pengurus dan juga ada sosialiasi dan presentasi kegiatan Natal dari panitia yang langsung dibawakan oleh sang ketua Bapak Heru termasuk penggalangan persembahan janji iman.
Setelah pengumuman dan presentasi dari panitia HRG Natal GKI 2025 dilanjutkan dengan photo bersama dan warna sari sesama jemaat usinda sebelum kembali ke kediaman masing masing. ***
Leave a Reply