Memasuki akhir bulan November yang menandakan dimulainya Masa Raya Natal 2025 yang diterapkan di seluruh gereja salah satunya GKI Camar Bekasi.
Pada pembukaan Masa Raya Natal 2025 GKI Camar dengan ibadah Minggu Adven I yang digelar pada Minggu 30 November 2025.
Dalam tema dalam Ibadah Adven I ini bertajuk Bersama Membawa Perubahan ini dilayani oleh Pdt Suryatie Ambarsari dari GKI Perumnas Tangerang, sementara di ibadah sore hari akan dilayani oleh Sdri Claudia AMT, S.Si, Teol.
Selain tema Bersama Membawa Perubahan ibadah ini juga merujuk ayat alkitab seperti Yesaya 2 ayat 1 hingga 5, Roma 13 ayat 11 sampai 14 dan Matius 24 ayat 36 hingga 44.
Pdt Suryatie Ambasari dalam khotbahnya mengatakan dalam adven I ini kita menyalakan satu lilin, dimana arti kata Adven yang berasal dari bahasa Latin memiliki arti kedatangan.
Bagi orang Kristen kita merayakan arti Adven dalam hal menyongsong hari kelahiran Kristus dan pengharapan kita dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus pada akhir jaman.
Dalam Minggu Adven kita belajar bersama, kita merasakan menghayati memahami tentang apa sih arti kedatangan dengan satu kesabaran dalam menanti.
Adven itu adalah kedatangan, masa untuk mengenalkan Yesus datang yang pertama kali ketika reinkaranasi jadi manusia tetapi kita merayakan menantikan kedatangan Yesus Kristus yang pertama dan terakhir dalam membawa langit dan bumi yang baru.
Jangan terburu buru merayakan Natal kita menghayati dulu ketika sebelum Yesus lahir yang dinubuatkan yang bercerita tentang pergumulan yang dialami dan dirasakan manusia dalam keseharian kita
Dalam Yesaya 1 ayat 9 sebagaimana disebutkan Seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora.
Namun dalam konteks jaman Yesaya semua orang banyak melakukan kejahatan yang tidak berkenan dihadapan Allah dan dianggap biasa biasa saja.
Tuhan itu tidak pernah tinggal diam dalam hidup manusia, melalui Yesaya Tuhan menyerukan enam hari akhir dimana ada pengharapan pasti ada akan hari dimana semua penderitaan ini akan berakhir dan diganti satu sukacita.
Pengharapan itu pasti ada diberikan oleh Tuhan namun bagaimana orang itu membawa perubahan atas pergumulan yang dideranya.
Di jaman Paulus setiap penderitaan dan pergumulan itu pasti ada tantangan dan ancaman, namun Paulus serukan keselamatan dari Tuhan itu sudah dekat.
Keselamatan itu sudah dekat diberikan Tuhan bagi manusia ketika Yesus mati di atas kayu salib atau ketika Tuhan berikan anugerah keselamatan berkali kali kepada manusia namun manusia selalu jatuh dalam lumpur dosa
Ketika keselamatan sudah dekat itu tidak kemana mana justru kitanya yang kemana mana dengan lumpur dosa dan pergumulan yang di derita.
Berbicara hari Tuhan yang memiliki arti tentang kedatangan anak manusia dan penggambaran nasehat akan berjaga jaga, dimana dalam firman Tuhan hari Tuhan tidak seorang pun tahu, malaikat malaikat pun tidak tahu, anak pun tidak hanya bapa yang tahu.
Hal ini diilustrasikan dengan Nuh yang menciptakan kapal Bahtera yang sesuai dengan perintah Tuhan sementara orang di sekitarnya justru mencibirnya.
Kedatangan anak manusia, kita sering tidak menyadari dimana kita sering terlena dan kadang tidak patuh dan setia, kita sibuk dan lupa kasih serta karunia anugerah keselamatan dari Tuhan seperti Nuh ada yang kita lakukan dengan ketaatan dan kepatuhan.
Perubahan apa yang mau kita lakukan, dalam hidup ini ada pilihan kita tetap mau ditempat gelap terus melakukan dosa dan kesalahan serta mentolerir dan menganggap biasa biasa saja.
Atau kita mau beralih terang kasih Tuhan, memang anugerah dan keselamatan itu ada tetapi kita harus berbuat dan bertindak dalam membawa perubahan bagi hidup kita sendiri maupun hidup di dunia.
Ada kunci yang harus kita putar dirubah diantara kegelapan dan terang, yang membuka kunci itu adalah diri kita dan Tuhan, jadi perubahan yang bisa kita lakukan adalah kerjasama dengan Tuhan yang memberikan anugerah dan kita yang bertindak dalam perubahan yang dimulai dari kesadaran diri sendiri.
Saat ini GKI tidak lagi menggunakan lilin yang dibuat sejajar seperti kaum Yahudi namun secara berputar pada masa raya Natal terutama di Minggu Adven.
Lilin yang secara berputar yang dikenal dengan nama Corona Adven yang menjadi kebiasaan orang Jerman yang memiliki arti lingkaran 1839 ketika ada ketegangan politik hingga terjadi revolusi
Saat itu ada Pendeta Lutheran bernama Yohan Hinrik Wikhern itu, pada tahun 1839 memasang sebuah lingkaran kayu berdiameter 2 meter di ruang sembahyang rumah asuhan itu.
Di atasnya setiap hari dihidupkan sebuah lilin sehingga pada hari menjelang Natal, 23 lilin bernyala.
Di kemudian hari, lingkaran itu dililiti dengan daun hijau dari sejenis pohon cemara, juga disebut pohon Natal dan merupakan satu-satunya pohon yang daunnya tidak gugur pada musim dingin.
Untuk hari biasa dipasang lilin kecil berwarna merah. Untuk hari Minggu dipasang lilin gemuk berwarna putih.
Kemudian hari gereja mengadopsi penghayatan iman dari Pdt Yohan dan anak anak asuhnya yang yatim piatu, kita sekarang itu seperti lingkaran dengan bergandengan tangan yang memancarkan terang kristus dengan bergandeng tangan tanpa sendiri sendiri perubahan itu akan nyata.
Perubahan itu dimulai dari diri kita sendiri namun kita dapat bergandengan tangan dengan orang terdekat kita seperti keluarga, perubahan yang sangat berarti.
Bahwa lilin yang dinyalakan itu adalah simbol dari pengharapan kita selama ini. Dan bagaimana dengan kehidupan kita saat ini.
Sebagaimana diilustrasikan dengan gempa bumi Sumatra yang tidak perlu disesali kenapa ? karena sebelumnya telah terjadi karena maraknya penebangan ilegal yang kadang sebagaian dari kita melakukan yang membuat hal ini terjadi kembali yaitu banjir.
Kita mau berani melakukan perubahan bukan sesaat namun di awal agak susah dan tidak mengenakan dan dimulai dari diri sendiri.
Saat membawa perubahan, lebih baik menyalakan lilin kecil daripada mengutuk kegelapan, kita merasa sengsara dalam kegelapan dan membutuhkan pertolongan, namun kita sering menutupi kegelapan kita tanpa mau memulai berusaha menyalakan lilin kecil perubahan seperti ketika ada masalah selalu menemukan solusinya.
Dimulai dari diri sendiri dan Kristus akan menolong kita apapun permasalahan kita dengan memperbaharui dan kiranya Tuhan menolong kita.
Ibadah ini dikuatkan dengan kesaksian pujian yang dibawakan para Ibu yang bergabung dalam Angklung Usinda Immanuel.

Setelah menyanyikan lagu Dunia Kedinginan dan saat teduh sejenak maka berakhirlah ibadah Minggu Adven I dalam Masa Raya Natal 2025 GKI Camar Bekasi.
Para jemaat dan simpatisan GKI Camar pun secara berbaris menuju ke arah pintu keluar dengan menyalami pendeta, majelis jemaat dan petugas ibadah pada saat itu bertugas dan melayani seraya mengucapakan selamat Hari Minggu ***
Leave a Reply