Jelang peneguhan Pengakuan Percaya atau dikenal dengan Sidi, ke 11 katekisan gelar malam keakraban sebagai rasa apresiasi mereka terhadap diri sendiri dan mentor serta Pendeta yang telah membimbing mereka lebih dari 6 bulan.
Acara yang digelar di ruang ibadah GKI Camar Bekasi ini pada Sabtu 6 Desember 2025 tepat pukul 16.30 yang mundur 30 menit dari jadwal semula pada pukul 16.00 WIB.
Acara yang bertemakan Answering His Call: A Life for The Mission dengan mengutip dari kitab Yesaya pasal 6 ayat 8.
Acara pun dibuka dengan menyanyikan lagu Bila Badai Hidup Menerpamu yang dilanjutkan dengan penampilan dari ke 11 katekisan.
Kemudian Ice Breaking, presenter melontarkan tiga pertanyaan kepada orang tua dan penonton yang hadir seputar si paling di antara para katekisan
Hal ini yang membuat para orang tua dan penonton yang menyaksikan pun terkaget kaget dan tertawa, karena menurut para katekisasn ini si Paling mengerti saham karena setiap katekisan berbicara atau bersenda gurau, sosok ini selalu berbicara saham, dan sedikit tidak bisa diam dan serius dalam segala hal, dia adalah Felix S Lumban Tobing

Lalu ada sosok yang memiliki hobi membaca buku dan menulis setiap ada waktu luang, dan sosok ini adalah Clara A.M Kaligis
Dan sosok yang terakhir ini adalah orang cukup pendiam namun diam diam menghanyutkan karena pandai memasak dan selalu menyiram tanaman setiap pagi, dan sosok ini adalah Christian L Sianipar.
Acara pun dilanjutkan dengan penampilan paduan suara Alumni Katekisasi serta pementasan drama musikal yang merepresentasikan cerita di Alkitab mulai dari Abraham dan Sarah hingga pertarungan David melawan Goliath yang diperagakan oleh ke 11 katekisan
Selain menampilkan para ke 11 katekisan dalam acara Malam Kenangan ini tidak lupa dengan renungan yang dibawakan oleh Pdt Dr Charliedus R Saragih, M.M
Dalam renungan yang mengambil ayat Alkitab dari Pengkhotbah 3 ayat 11 yang berbunyi
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Momentum malam kenangan menjadi momentum berarti bagi setiap angkatan katekisasi dimana ada rasa ingin selesai katekisasi dan ada rasa tidak ingin meninggalkan katekisasi iya.
Kenapa ? Karena momentum katekisasi sudah selesai dan mereka berjalan seorang diri berjumpa dengan berbagai situasional sosial.
Pantas kita mengucap syukur apa yang dicapai katekisan bukan sesuatu yang mudah, karena apa yang di pertunjukkan tadi kami juga tidak tahu itulah ekspresi mereka.
Dalam renungan ini, Pdt Dr Charliedus R Saragih, M.M memberikan ilustrasi seorang remaja yang menanam bibit pohon mangga, dia terus perlihara dengan penuh kesabaran dengan membersihkan tanaman itu hingga mengajak ngobrol.
Selama 6 bulan tidak berbuah hingga setahun, bahkan ia nyaris menebangnya karena kesal, namun dicegah oleh ayahnya dengan berkata anakku pohon yang berbuah terbaik pasti membutuhkan waktu yang menguatkan akarnya.
Dan akhirnya dua tahun kemudian, pohon itu berbuah dengan besar besar dan manis membuat remaja itu tersenyum dan berkata kepada ayahnya, untung waktu itu aku tidak menyerah.
demikian sama dengan kehidupan kita, Tuhan membangun akar iman kita sebelum memberikan berkat dan jiwa itu menunggu waktu.

Mungkin para katekisan ini pertama kali masuk ke dalam katekisasi seperti masuk dalam neraka dengan tugas tugas dan kegiatan yang diikuti
Namun dalam perjalanannya ada yang menyerah, ada jenuh namun ketika mereka perlahan lahan mampu menjalani proses itu
Dengan maksud Tuhan ingin mengajarkan kepada kita bahwa apa yang terjadi di kehidupan kita bukan sebatas apa mau kita namun apa maunya Tuhan. Jika kita siap disebut anak anak Tuhan maka kita siap diproses di jalan Tuhan.
Dalam pengkhotbah ini mengajarkan kita mengenai tentang waktu Tuhan, ada beberapa point yang saya catat mengenai waktu Tuhan.
- Tuhan yang mengatur waktu bukan kita, kita ingin cepat tapi Tuhan ingin tepat, kapan ini berakhir karena ada tangisan namun mereka belajar untuk mengandalkan Tuhan.
Walau seperti dalam Mazmur 23 yang hanya dihafalkan dan dinyanyikan dengan membawa lilin, namun hari itu mereka belajar untuk mengimani ada kuasa firman dan mereka pun akhirnya mengakui saya bisa sampai ke titik itu
Kita bukan diajak dan diajar oleh untuk menghafal firman Tuhan namun mengalami kuasa firman dalam hidup kita.
Mereka bukan cuma hanya diajar tentang siapa Tuhan namun mereka diajar untuk mengalami Tuhan dalam proses katekisasi.
Mereka bukan hanya pintar teori namun juga harus mengalami, kita ingin instans namun Tuhan ingin kita matang, waktu manusia selalu penuhi keterburu buruan yang menghasilkan kecemasan, namun waktu Tuhan penuh dengan tujuan dan kesempurnaan.
- Menunggu Tuhan itu bukan hasil namun membangun karakter, bila dihadapkan kepada katekisan setidaknya mereka mampu menjawabnya.
Yang dulunya melawan, atau membeo atau karakter takut akan segala hal namun mereka mampu berhadapan dalam proses walau belum selesai.
Saat menunggu Tuhan membentuk kesabaran, Tuhan memberikan motivasi dan memperkuat iman
- Waktu Tuhan berakhir dengan keindahan, seperti ayat pengkhotbah tidak mengatakan bahwa Tuhan membuat segala sesuatu indah, manusia ingin mudah namun Tuhan ingin indah.
Terkadang Tuhan menjawab doa doa kita kalau memang sudah baik namun kadang juga tidak dijawab karena tidak sesuai dengan yang di mau Tuhan.
Seperti anak kecil yang meminta permen, namun orang tua tidak memberikan karena tidak bagus dengan maksud giginya tidak bolong, karena pikiran anak kecil pendek sementara orang tua panjang.
Tuhan juga begitu, kita minta sesuatu yang baik menurut kita untuk jangka pendek, sementara Tuhan merancang hidup kita untuk jangka panjang banyak yang Tuhan kita tidak kasih ketika kita berjalan.
Jadi jangan terburu buru mengambil keputusan besar tanpa mencari kehendak dan melibatkan Tuhan.
Bila doa belum dijawab bukan berarti kegagalan namun tanda Tuhan masih bekerja, bersyukurlah pada proses bukan fokus kepada hasil, karena hasil yang diciptakan Tuhan adalah indah.
Tidak ada yang proses dalam Tuhan bukan kebinasaan tapi kebaikan dan kekekalan yang sudah Tuhan janjikan, dan ingat proses itu lebih penting.
Terima kasih buat teman teman yang sudah berjuang dengan kemampuan kalian masing masing tidak ada kata berhenti atau akhir, awalnya meninggalkan masa kanak kanak dan awal ketika harus menjadi pribadi yang dewasa.
Mereka unik dan kami menerima keunikan mereka, kenapa ? karena disitulah kita bisa menyakini bahwa setiap manusia yang Tuhan hadirkan di dunia ini penuh dengan keunikan dan menjadi cerita kebahagiaan dalam pribadi mereka.
Dan ingatlah melalui bagian dari pengkhotbah ini diingatkan bahwa Tuhan tidak pernah terlambat dan tidak pernah salah dan sesuatu yang berasal dari Tuhan akan jauh lebih indah dari apa yang kita pikirkan.
Dalam akhir khotbahnya, Pdt Dr Charliedus R Saragih, M.M berpesan jangan pernah andalkan diri sendiri namun selalu andalkan Tuhan.
Jangan pernah jual imanmu dengan hal hal duniawi, karena imanmu membawa pada kekekalan tapi dunia hanya membawa kepada kebinasaan.
Di dunia segala sesuatu ditinggalkan dan menjadi sia sia, tapi jadi lelah dalam Tuhan tidak akan pernah kembali menjadi sia sia.
Selama kepada orang tua yang tentunya selama 15-16 tahun menjaga komitmen bahwa anak ini sudah dibaptis waktu kecil dan memperkenalkan Kristus kepada mereka.
Dan besok mereka akan berjalan seorang diri ke altar, bahwa ini suka cita bagi kita orang tua bahwa mandat dari Tuhan kita selalu pegang.
Tapi bukan berarti begitu Sidi sudah dilepas karena dewasa, tidak ! kita tetap berada di samping supir dan mereka yang mengendarai.
Tetaplah suka cita karena habis Sidi, orang tua akan cemas karena bentar lagi lulus, sibuk kuliah, punya pacar, nikah waktu begitu cepat tapi nikmati waktu bersama sama dengan mereka.
Selamat melanjutkan perjalanan calon alumni, semoga teman teman dan kami menawarkan mereka sebagai fasilitator, terima kasih kepada kaka mentor yang sudah letih lelah, karena di luar waktu katekisasi mereka sering mentraktir para katekisan dan merelakan cuti untuk mendampingi retret katekisasi dan terima kasih semua kita kembalikan dalam kemuliaan Tuhan, Tuhan berkati, amin.
Setelah khotbah dilanjutkan dengan sebuah tayangan kolase gambar aktivitas mereka selama mengikuti pelajaran katekisasi dan juga retret termasuk prosesi pembasuhan kaki orang tua mereka.
Dan sebagai tanda apresasi para katekisan kepada para mentor, mereka persembahkan sebuah photo kegiatan para mentor dengan para peserta dimana yang hadir adalah Penatua Bianca, Sdri Claudia AMT, Sdr Dodoy, Sdri Berly dan tentunya Pdt Dr Charliedus R Saragih, M.M
Dan tidak lupa ke 11 katekisan ini memberikan sebuah hadiah kepada orang tua mereka sebagai tanda terima kasih mereka atas selama ini.

Sebagai penutup dari kegiatan Malam Kenangan ini ke 11 katekisan bersama mentor dan Pendeta serta para orang tua melakukan foto bersama yang dilanjutkan dengan makan malam bersama di pelataran Gedung RPP samping gereja.
Sebagai informasi, ke 11 katekisan ini akan diteguhkan pada Minggu 7 Desember 2025 dalam ibadah Minggu Adven II pukul 06.30 WIB yang akan dilayani oleh Pdt Dr Charliedus R Saragih, M.M.
Leave a Reply